KENAPA HARUS PLTS????
Bismillahirrohmanirrohim
Assalamualaikum warahmatullahhi wabarakatuh
Sebelum membahas Thesis saya, izinkan saya memperkenalkan diri terlebih dahulu π saya Dhona lulusan salah satu universitas Negeri terkemuka di Indonesia, saya mengambil jurusan teknik elektro, mungkin terbilang aneh seorang wanita mengambil jurusan yang biasanya diguliti oleh kaum laki-laki. Tapi inilah saya mencari hal lain yang berbeda dari yang biasanya.
oke fokus pada Topik thesis π.
Banyak banget alasan saya mengambil Topik ini, salah satunya karena saat ini pemerintah lagi fokus-fokusnya melakukan campaign penurunan emisi CO2, bukan cuma Indonesia ajah sih tapi seluruh negara di Dunia membuat peraturan dimana setiap negara wajib mendukung program ini. eitsss bukan peraturan yang dibuat seenaknya yaaπ tapi ini merupakan perundingan dari berbagai negara, setelah itu barulah Indonesia membuat aturan yang menargetkan persentase emisi ini. Dalam dokumen Enhance Nationally Determineed Contribution (ENDC) menyatakan bahwa "pemerintah Indonesia meningkatkan target penurunan emisi dari 29% menjadi 31.89% ditahun 2030 dengan kemampuan sendiri dan menaikkan target penurunan emisi dari 41% menjadi 43.2% dengan berbantuan Internasional."
pertanyaannya emang bisa terealisasikan??π jawabannya BISA kok, tapi harus disupport dari berbagai pihak terutama stakeholder.
Banyak sebenarnya cara untuk menurunkan emisi gas rumah kaca, seperti mengurangi kendaraaan pribadi, membatasi dan mengurangi penggunaan plastik yang sulit di daur ulang, dan mengganti pembangkit listrik energi fosil dengan energi terbarukan. Selain itu dalam Laporan Indonesia Energy Transition Outlook edisi Oktober 2022 menyatakan bahwa "Porsi energi terbarukan dalam bauran energi nasional dalam rentang 2015-2021 di Indonesia mengalami peningkatan, serta di tahun 2015 porsi energi terbarukan dapat mencapai 4.9% dari bauran energi nasional, dan persentase itu terus mengalami kenaikan hingga di tahun 2021 dengan capaian 12.16%."
Sebelum kita ulas lebih lanjut mengenai topik ini, terlebih dahulu kita harus mengerti perbedaan energi fosil dan energi terbarukan
Energi terbarukan adalah sumber daya alam yang dapat diperbaharui/dapat digunakan terus menerus dan tidak akan habis contohnya energi matahari, energi angin, energi air, energi biomassa, energi geothermal. Sedangkan energi fosil jika digunakan terus menerus akan habis karena pembentukannya sangat panjang untuk membuat energi baru, dapat memakan waktu 1000 tahunπ± lama sekali bukan, dan tidak akan mungkin dapat memenuhi kebutuhan kita yang jika dipikir Indonesia sangat luas, masyarakatnya pun tidak sedikit dan setiap tahunnya terus meningkat, jika hanya mengandalkan energi fosil saja tidak akan cukup terpenuhi kebutuhan kita semua.
Jika energi fosil yaitu batubara nantinya dapat digunakan untuk sumber energi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), fungsi batubara sebagai sumber pemanas air dalam boiler yang uapnya nanti dapat digunakan untuk menggerakkan turbin generator berikut foto PLTU:
Sedangkan energi terbarukan seperti matahari, angin, air, nuklir, geothermal nantiya digunakan sebagai sumber energi untuk berbagai pembangkit listrik, yaitu PLTS, PLTA, PLTB, PLTN, PLTP berikut foto-foto pembangkit listrik yang bersumber dari https://www.gramedia.com/literasi/macam-macam-pembangkit-listrik/
1. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
2. Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLTB)

3. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)

4. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)

5. Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)
6. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD)
7. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)

Nahh itu salah satu alasan saya mengambil topik iniπ
Lanjut kita cari permasalahan lainnya, saat ini Pemerintah khususnya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat(PUPR) dan kementerian BUMN bersinergi mendorong pembangunan hunian berbasis TOD (Transit Oriented Development) diberbagai daerah.
Sebelum jauh kita pahami terlebih dahulu apa itu hunian berbasis TOD π
Hunian berbasis TOD (Transit Oriented Development) adalah pembangunan hunian yang terintegritas dengan jaringan transportasi umum seperti terminal dan stasiun, hunian berbasis TOD ini diharapkan dapat memaksimalkan penggunaan lahan yang berdekatan dengan sarana transportasi umum, serta tujuan utamanya adalah agar masyarakat pengguna transportasi umum dapat dengan mudah menggunakan moda transportasi umum tersebut, dan kemungkinan dapat juga mengurangi kemacetan di kota-kota besar seperti Jakarta.